Kediri_Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas Dakwah (BEM-FD) Institut Agama Islam Tribakti (IAIT), kembali mengadakan Kegiatan Seminar Brain Management dengan mengusung tema “Rahasia mengolah dan Meledakan Potensi Otak Secara Optimal” yang diselengarakan pada Hari Ahad, 1 Maret 2020 yang berlangsung di Aula Mahrus Aly Tribakti.
Pada seminar kali ini BEM-FD menghadirkan pemateri dari Ahli Psikoneuroimunologi sekaligus dosen aktif di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel yang sering dikenal dengan UINSA. Beliau yaitu Prof. Dr. H. Moh Sholeh, Drs., M.Pd., PNI. Tak luput juga pemateri adalah alumni dari Pondok Pesantren Lirboyo dan Alumni IAIT yang pada masa itu masih bernama Universitas Islam Tribakti (UIT). Tidak mau kalah dari BEM Fakultas yang lain BEM-FD langsung menghadirkan pemateri sekelas Internasional.
Seminar ini mengedukasikan sebuah pemahaman bahwa dengan menegnal lebih jauh lagi tentang otak agar bisa bekerja secara optimal. Hal ini dikarenakan pengaruh otak sangat besar terhadap kegiatan sehari-hari, dengan mengolah potensi yang ada pada otak akan memberikan dampak terhadap kinerja otak itu sendiri. Rangsangan pada sel otak berdampak signifikan terhadap perkembangan mental dan imun dalam diri seseorang.
“sholat jadi sholatlah tepat pada waktunya jangan sampai kita memolorkan waktu shalat, kalau saat ini bisa dilakukan maka lakukan jangan sampai menunda-nunda. Saya ini sejak dulu disiplin apabila bisa diselesaikan hari ini maka selesaikan juga hari ini, dimulai dari sendiri dan bisa diawali dari sholat, misalkan sholat tepat pada waktunya untuk mengasah kedisplinan. Lalu yang kedua jangan pernah menunda-nunda pekerjaan kalau hari ini bisa diselesaikan selesaikan bahkan jika esok bisa diselesaikan maka selesaikan juga hari ini. Nanti akan terpelihara kedisplinan itu dan terhndar dari stres” ujar Prof. Saat menyampakan materi.
Ujar Fitra Sugi Ramadhan selaku peserta “dengan adanya seminar ini, saya telah mengetahui bahwa banyaknya element yang ada di otak termasuk gimana cara kita berhubungan dengan mahluk gaib dan saya sendiri menyadari bahwa selama ini, kebanyakan pendidikan di indonesia terlalu meningkatkan intelektual di otak mengabaikan emosional dari otak dan disini saya percaya bahwa besarnya manfaat tahajud”. (mbn)