Oleh: Fatima Kamalia
Duduk di bangku perkuliahan sebagai mahasiswi Psikologi Islam Fakultas Dakwah di Institut Agama Islam Tribakti Lirboyo Kediri, memang bukan pilihan saya, melainkan jurusan yang dipilihkan orang tua saya, dan sempat membuat saya bertanya-tanya tentang “Psikologi itu apa sih?… buat apa?… terus nanti kalau lulus kerjanya apa?…”
Dan ternyata, amazing, hebat, ini waw… Psikologilah yang telah membantu saya untuk kembali bangkit dan menjadi lebih baik bahkan hari ini saya berhasil membuat karya yang terlahir dari hasil healing menulis curhatan versi mahasiswa Psikologi yang akhirnya mempertemukan saya pada fase mencintai diri sendiri dengan baik.
Banyak sekali cerita yang mengawali mantapnya niat saya menyusun sebagian besar curhatan-curhatan receh yang sengaja saya rangkai dalam bentuk motivasi dan cerita-cerita sederhana yang dilengkapi hikmah dan pelajaran yang saya ambil di dalamnya sebagai bentuk bagaimana saya belajar mengenali dan mencintai diri sendiri dengan baik agar dapat mencintai orang lain dengan baik pula. Sebab setelah bergelut dalam ilmu bidang Psikologi salah-satu yang saya dapat dan saya fahami adalah tentang pentingnya self-love atau mencintai diri sendiri yang berarti menempatkan diri sendiri sebagai prioritas dalam hidup kita, tanpa harus jadi egois. Karena mencintai diri sendiri berbeda dengan egois. Dimana egois sendiri hanya terjadi jika kita selalu mendahulukan kepentingan kita diatas orang lain dalam berbagai situasi. Bahkan seorang psikolog dari PsycCentral mengatakan bahwa menjalin hubungan dengan diri sendiri itu sangat penting, dan hal ini merupakan hal utama yang perlu dilakukan. Karena dengan memiliki hubungan yang baik dengan diri sendiri akan membantu kita memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain, misalnya dengan teman, suami/ istri dan anak.
Niat mantap untuk menyusun curhatan-curhatan di buku diary yang sudah saya pilih menjadi naskah buku ini berawal setelah buku berjudul “171 Day Aku Ikhlas tapi Aku Rindu” karya seorang wanita influencer muda yang sebaya dengan saya viral dan di baca banyak orang. Sosok yang betul-betul menginspirasi dan menyadarkan diri saya, bahwa rasa sakit bisa kita rakit bahkan bisa menjadi karya yang manfaatnya tidak sedikit. Nadzira Shafa itulah nama lengkapnya, seorang mahasiswi psikologi yang kuliah di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat yang sudah berhasil membukukan kisah cintanya dengan suami tercintanya Alm. Muhammad Ameer Adz-Dzikra yang berakhir istimewa. Rasa sakit karena kehilangan yang mendalam berhasil ia rakit kembali dengan healing menulisnya itu.
Dari sanalah saya sadar bahwa “dengan usia kami yang sama, saya selama ini kemana saja, kok masih begini-begini saja?…”
“Bukankah Allah memberikan kesempatan dan potensi yang sama untuk sukses juga?…”
“Kak Zira saja mampu menulis dan sukses dari hasil healingnya, kenapa saya gak?…”
Inilah yang memotivasi saya untuk juga mengembangkan hobi menulis yang menjadi healing tersendiri untuk saya dan akhirnya menjadi karya dan bisa dibaca kita semua. Setidaknya meskipun genre tulisan kami berbeda, tapi healing kami sama, yaitu menulis.
Untuk cerita singkat bagaimana buku saya bisa terbit, sebenarnya tidak sulit, tapi juga tidak semudah yang sempat saya kira, apalagi dengan keterbatasan fasilitas laptop di pondok yang seadanya, namun tidak mengurangi semangat saya untuk tetap menyusun satu persatu bab hingga terkumpul kurang lebih sebanyak 150 halaman.
Seperti halnya yang sering orang-orang katakan bahwa “Rezeki tak akan kemana”. September kemarin, saya menemukan penerbit online gratis yang sedang membuka peluang untuk siapa saja yang mau mengirimkan naskahnya dengan syarat memenuhi kriteria yang sudah ditentukan dari penerbitan tersebut dan itu berlaku sampai tanggal 30 September 2022. Karena ini gratis, tentu ada rasa bimbang, ragu dan takut kalau peluang dari penerbitan hanya abal-abal atau bahkan hanya website penipuan tapi setelah saya pikir matang-matang dengan berbagai pertimbangan dan sudah saya telusuri dari berbagai informasi tentang penerbitan ini yang ternyata sudah dipercaya dan dipastikan bukan penerbitan gratis yang abal- abal bahkan sudah menjadi penerbitan yang lumayan besar dan terkenal. Nama penerbitannya Guepedia di Bogor, dengan kemantapan hati saya yakin untuk ikut ambil peluang ini, tepat tanggal 22 September 2022 saya mengirim naskah dan dinyatakan diterima pada tanggal 26 September.
Melalui berbagai proses penerbitan mulai dari revisi naskah, layout bahkan pembuatan, dll, tanggal 4 Oktober 2022 kemarin Alhamdulillah buku saya yang berjudul ”(Senandika Ku) KENALI DAN CINTAI DIRI SENDIRI” sudah terbit dan bisa dibaca kita semua.
Buku sederhana ini, hanya sebuah hasil nyata yang mewakilkan segala rasa yang pernah menjadi bagian dalam sepenggal kisah hidup saya dan ingin saya apresiasi kan menjadi sebuah karya sehingga saya bisa berbagi dan bercerita dengan siapa saja yang mungkin juga pernah merasakan hal yang sama dengan harapan pembaca bisa juga ikut belajar mengenali dan mencintai diri sendiri dengan baik agar bisa mencintai orang lain dengan baik pula. “Pembaca akan menemukan tips dan trik menerima diri apa adanya. Ajakan untuk mewujudkan self love menjadi sugesti yang memberikan kepercayaan diri, bahwa setiap diri bisa menghadapi masalah, bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar kemampuannya, versi nyata. Membaca akan terasa seperti proses konseling yang setelahnya masalah, beban, dan emosi-emosi negative seakan memudar, bahkan hilang.” Komentar ibu Beti Malia Rahma Hidayati, M.Psi., Psikolog selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah Institut Agama Tribakti Kediri dalam kata pengantarnya.
Bagaimana nih, kalau healing versi saya menulis, lalu healing versi kalian apa?
Semoga manfa’at dan barokah ya… Aamiin